Kamis, 09 Oktober 2008

Menjalin Komunikasi Guru dan Anak

Setiap manusia memiliki peran dan fungsi sebagai makhluk sosial yang saling berkomunikasi satu dengan lainnya, antara orangtua dengan orangtua, anak remaja dengan sesamanya, anak kecil dengan teman sepermainannya, bahkan antara orangtua dengan anak-anak. Bagi seorang yang berprofesi guru sesuatu yang di atas (orangtua dengan anak-anak) adalah sesuatu yang sering dilakukan. Guru yang mengajar anak-anak usia pra SD sampai dengan SD akan berbeda komunikasinya dengan anak-anak yang lebih besar. Guru harus mampu membangun banyak karakter agar peran dan fungsi kita sebagai guru sekaligus makhluk sosial dapat diterima dengan baik oleh anak didik kita, menurut Irawati Istadi dalam bukunya "Merajut Komunikasi Cinta" ada banyak cara untuk menghidupkan komunikasi kita dengan anak,seperti wajah. Wajah adalah sumber perhatian pertama ketika guru bertemu dengan anak didiknya dan juga pusat perhatian dalam berkomunikasi. Ketika anda bertemu dengan anak didik anda usahakanlah memberikan sesuatu yang baik, ramah dan ekspresif karena itu menentukan komunikasi anda selanjutnya ibarat kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda. Tataplah mata anak untuk menumbuhkan suatu penghargaan baginya, bisa dibantu dengan mata yang berbinar, mulut tersenyum lebar, dan ucapan - ucapan yang membuat anak merasa di hargai. Berikanlah komentar - komentar yang empati contohnya subhanallah, alhamdulillah, dsbnya terhadap apa yang telah ia lakukan meskipun hanya bercerita tentang mainannya. Jangan merasa bahwa menjadi guru akan selalu benar, jika kita telah melakukan kesalahan atau kealfaan terhadap anak jangan sungkan untuk "meminta maaf "kepada anak karena itu akan memberikan sebuah pembelajaran tentang saling memaafkan dan komunikasipun akan berjalan lancar karena antara guru dan murid saling menghargai. Bagaimana jika anak sedang emosional, memberontak, tidak mau mendengar dengan apa yang kita katakan?? terlebih dahulu upayakan kesabaran pada diri kita, dengarkan pendapat dan teriakan mereka dan coba jawab tanpa harus terpancing emosi, alihkan perhatian mereka terhadap hal - hal yang menyenangkan. Jika anak masih memberontak, coba kita diamkan saja, jangan memberi respon apa - apa dan pergilah menjauh dari anak untuk meredam emosi kita dan anak. Pahami bahasa anak sesuai dengan tingkatan umur mereka. Perhatikan dan pahami kata - kata khas serta istilah yang sering dipergunakannya di lingkungan teman - temannya. Gaya bahasa guru yang cenderung menggurui adalah gaya bahasa yang paling tidak di sukai oleh anak. Membiasakan penggunaan ucapan "terima kasih" kepada anak atau sebaliknya karena ini termasuk sebuah komunikasi yang baik yang bisa mengajarkan kepada anak nilai - nilai luhur untuk bisa menghargai orang lain dan juga mendorong anak untuk berpikir lebih positif , contoh kecilnya adalah ketika penghapus guru jatuh kemudian anak yang mengambilkan maka guru mengucapkan terima kasih sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanan anak. Penggunakaan kata 'tolong' juga sesuatu yang positif yang bisa kita lakukan untuk anak agar anak merasa tidak terpaksa untuk melakukan suatu pekerjaan yang telah diberikan oleh guru dan akan membuat komunikasi menjadi baik dan lancar.