Senin, 23 Februari 2009

Anak itu.......

Seorang anak begitu berharga bagi kita, mereka mempunyai hak untuk disayangi, dikasihi, diberikan pengajaran yang baik pula. Ada seorang anak yang begitu keras, kasar tidak hanya ucapan tapi juga perilaku yang ia lihatkan. Ia suka berkata kasar bahkan sampai memukul sehingga ia sangat di takuti oleh teman - temannya, pasti kita tidak menyangka seorang anak perempuan berumur 3 tahun 9 bulan bisa mengalahkan anak yang lebih besar dari usianya layaknya seorang preman jalanan. Detik , menit, jam bahkan hari seolah - olah sudah mengetahui aktivitas apa yang akan di persembahkan si anak itu untuk menyambut hari esok.
Waktu pun terus berlalu si anak tersebut sudah mulai memperlihatkan perkembangan yang sedikit baik, alhamdulillah perlu di syukuri, saat ini dia mulai mau terbuka dengan teman - temannya, bercerita, bercengkrama meskipun hanya sebatas teman sebangkunya saja, tapi masih menyiratkan rasa penasaran yang begitu luar biasa di benak saya, berpuluh - puluh bahkan ratusan pertanyaan senantiasa berputar di otak bagaikan ritme jam yang senantiasa berputar 24 jam, Ada apa dengan si anak itu?? Mengapa dia bersikap seperti itu?? Apa yang telah dilakukan orangtuanya, lingkungannya terhadap dirinya??hmmm...membingungkan.
Tiba - tiba di suatu saat di kala si anak datang, dia menangis...dia berontak ke orangtuanya untuk menyatakan protesnya bahwa dia masih ingin istirahat, masih ingin menghibur dirinya dengan melihat pertunjukkan barongsai pada saat itu , tetapi sang ayah tetap memaksa, memasukkannya ke dalam kamar kecil, menjewernya hingga memukulnya sampai tangisan anak itu menggema, menggelegar di ruang yang berlorong, baru mendengar jeritannya diriku terdiam, terpaku, terpana sampai tak bergeming, lalu akupun menghampiri si anak, segera ku bimbing untuk mengikuti langkah kakiku, semua orang yang berada di situ merasakan hal yang sama dengan diriku...sakit, pedih, marah bercampur bagaikan sebuah adonan kue, terjawablah sudah pertanyaanku selama ini, meskipun itu baru sebagian tapi sudah membuat diriku bisa mengambil sedikit kesimpulan, semoga ini tidak menjadi sebuah kisah yang berujung ketidakbaikan buat sang anak.